Kamis, Juli 02, 2015

Monumen Pemberontakan Tentara PETA di Blitar

"DI TEMPAT INI, PADA TANGGAL 14 FEBRUARI 1945 TEPAT PADA JAM 02.30 DINI HARI BERDENTUMLAH SUARA MORTIR YANG PERTAMA SEBAGAI TANDA DICETUSKANNYA PEMBERONTAKAN TENTARA PETA BLITAR YANG DIPIMPIN SODANCHO SUPRIYADI MELAWAN PENJAJAH JEPANG. BERSAMA DENGAN GERAKAN PASUKAN TERSEBUT DIKIBARKANLAH BENDERA PUSAKA MERAH PUTIH DITIANG BENDERA LAPANGAN APEL TENTARA PETA YANG TERLETAK DI SEBERANG MARKAS DAIDAN."
Demikian isi tulisan yang terpampang di plakat yang terletak di bawah patung 7 pejuang PETA yakni Sodancho Supriyadi, Chudancho dr Soeryo Ismail, Shodancho Soeparjono, Budancho Soedarmo, Shodancho Moeradi, Budancho Halir Mangkoe Dijaya, dan Budancho Soenanto. Di bawah komando Supriyadi, mereka bahu-membahu melawan Jepang. Padahal tentara PETA merupakan bentukan militer Jepang supaya dapat mehanan gempuran dari sekutu. Namun karena muak dengan perlakuan para tentara Jepang kepada rakyat, dicetuskanlah pemberontakan itu. Monumen ini terletak di sebelah selatan Taman Makam Pahlawan, tepatnya di sebuah lapangan di belakang tenda-tenda penjual makanan. Monumen ini sempat mengalami pemugaran dan kemudian diresmikan ulang pada tanggal 14 Februari 2008 yang bertepatan pada hari peringatan Pemberontakan PETA di Blitar.

Desi Dwistratanti Sumadio, rekan satu tim, berfoto dibawah monumen tujuh pejuang PETA

(Tulisan dibuat berdasarkan pengalaman penulis mengikuti program AKU CINTA INDONESIA 2010 oleh Detik.com, beberapa informasi mungkin mengalami perubahan pada saat di re-publish di blog ini)
Link Asli

0 comments:

Copyright © 2014 My Dream, My Life, My Journey