Rabu, Februari 09, 2011

Mengintip Candi Kamasutra



Candi Kamasutra? Candi erotis? Julukan bagi Candi Sukuh di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah ini membuat saya penasaran untuk melihat langsung seperti apa arsitektur bangunan yang didirikan sekitar abad ke 15 ini. Tanpa buang waktu begitu ada kesempatan hari ini (05/10/2010), kami segera mengarahkan kendaraan ke Desa Sukuh, Kabupaten Karanganyar. Tak perlu takut tersesat karena kita dapat bertanya arah kepada warga sekitar untuk bertanya arah. Jalan masuk menuju candi yang berjarak sekitar 2 kilometer menawarkan panorama hamparan hijau kebun teh yang seperti turut menemani kami sepanjang perjalanan menuju Candi Sukuh.

Sesampainya di pelataran parkir, udara segar langsung menyambut. Maklum saja, candi ini posisinya berada di 1.186 meter di atas permukaan laut jadi dijamin bebas dari polusi. Melihat arsitektur Candi Sukuh dari jauh yang berundak-undak, saya langsung teringat dengan piramida bangsa Maya di Amerika Selatan karena bentuknya serupa tapi tak sama.

Diburu rasa penasaran, kami segera menuju loket pembelian tiket masuk di bagian depan seharga Rp 2.500 per orang. Memasuki kawasan candi, saya segera mencari tahu mengapa candi ini diberi julukan demikian. Terdapat papan informasi di depan tapi karena ingin menguak sendiri rahasia Candi Sukuh, maka saya melewatkannya. Kemudian secara tak sengaja melintasi teras pertama candi, saya cukup terkejut karena didalamnya terdapat relief di lantai yang menggambarkan kejantanan pria dan kesucian wanita yang bersentuhan. Setelah mencari tahu, ternyata simbol ini merupakan lambang kesuburan, jadi bukan bermakna yang negatif.

Memasuki teras kedua, terdapat beberapa patung yang berdiri tegak tapi tanpa kepala. Entah rusak dimakan usia atau ada tangan-tangan iseng? Nah, kemudian di teras ketiga terdapat candi induk yang sebelumnya saya lihat dari tempat parkir, dengan ornamen-ornamen berupa relief dan patung-patung di kiri dan kanannya. Pengunjung dapat memasuki candi induk dan sampai di bagian atas yang berupa bujur sangkar ini dengan menaiki undakan-undakan yang lumayan tinggi yang konon katanya di desain seperti ini karena pada jaman dahulu dipergunakan sebagai alat tes keperawanan bagi para gadis, jika selaput dara si gadis robek lalu berdarah maka dia dianggap masih perawan, tapi apabila sudah tidak perawan maka ketika menaiki undakan candi induk ini maka kain yang dikenakannya akan robek lalu lepas. Bentuk candi ini pun disebut-sebut merupakan representasi dari rahim wanita.

Sekedar info, Candi Sukuh ini merupakan candi termuda di Indonesia karena sejak runtuhnya Kerajaan Majapahit di abad ke 15 tidak ditemui lagi pembangunan candi di Indonesia. Sedikit tips, sebelum menuju candi ini yaitu agar memastikan kendaraan yang dipergunakan berada pada kondisi yang prima dikarenakan jalan masuk yang berupa kelokan, jurang dan tanjakan serta tidak meninggalkan sampah plastik atau benda-benda yang tidak dapat di daur ulang demi kelestarian dan kebersihan lingkungan Candi Sukuh. 

(Cerita ini berdasarkan pengalaman mengikuti program AKU CINTA INDONESIA oleh Detikcom, 2010)

Copyright © 2014 My Dream, My Life, My Journey