Jumat, Juni 26, 2015

Main Gong di Goa Gong, Pacitan

Goa Gong dilihat dari anak tangga teratas

Goa Gong merupakan salah satu dari beberapa goa yang terdapat di Kabupaten Pacitan yan mempunyai julukan Kota Seribu Goa. Terletak di Desa Bomo, Kecamatan Punung, Pacitan. Kami berkesempatan mengunjunginya pada tanggal 8 Oktober 2010 lalu. Cukup membayar tiket masuk sekitar Rp. 4.000/orang, kita berkesempatan melihat fenomena alam ini. 

Tak sabaran ingin melihatnya, kami langsung memasuki mulut goa. Rupanya goa ini sudah mendapat sentuhan manusia berupa jalan setapak dengan anak-anak tangga dan pegangan yang terbuat dari besi sehingga tak perlu takut terpeleset. Terdapat pula beberapa kipas besar untuk mengalirkan udara, namun tetap saja beberapa kali keringat mengucur karena kegerahan. Menariknya terdapat hiasan lampu berwarna-warni yang diarahkan ke stalaktit dan stalakmit guna memberikan efek spektakuler.
Stalaktit dan stalakmit yang menjuntai indah

Mengapa dinamai Goa Gong? Menurut penduduk setempat dulunya terdapat suara-suara menyerupai gong dari dalam goa. Dipertengahan jalan, pemandu kami menunjukkan stalaktit yang dapat dipukul dan mengeluarkan suara seperti gong. Satu persatu, kami pun mencobanya. Di dalam goa ini terdapat pula beberapa kolam yang dipercaya memiliki beragam khasiat.
Goa Gong ditemukan oleh dua orang warga Desa Bomo pada tahun 1924, kemudian mulai dibuka untuk umum pada tahun 1995. Jasa pemandu dan senter disediakan oleh warga setempat dengan tarif sekitar Rp 25.000. Sepulang dari Goa Gong sempatkan mampir di kios batu akik dan batu hias didekat tempat parkir, siapa tahu ada yang menarik hati dan dijadikan oleh-oleh.
Sudut Goa Gong yang temaram



(Tulisan dibuat berdasarkan pengalaman mengikuti program AKU CINTA INDONESIA 2010 oleh Detik.com)

0 comments:

Copyright © 2014 My Dream, My Life, My Journey